Sholat Istisqo


Sholat Istisqo adalah sholat dua rakaat yang dilakukan secara berjama’ah, agar Allah subhanahu wa ta’ala mengampuni dosa hamba-hamba-Nya, lalu melimpahkan rahmat berupa turunnya hujan.
Hukum Sholat Istisqo adalah Sunah Muakkad. Diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju lapangan tempat sholat dan melaksanakan Sholat Istisqo. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadap ke kiblat, mengubah letak sorbannya, kemudian melakukan sholat dua rakaat.” (HR. Imam Bukhari, 1/966 dan Muslim, 2/894).
KAPAN SHOLAT ISTISQO DILAKSANAKAN…!?
Ketika kemarau panjang sehingga air sulit di dapatkan, maka saat itu disunahkan untuk melaksanakan Sholat Istisqo. Sholat ini dapat dilakukan kapan saja, baik siang maupun malam hari, dan bukan pada waktu-waktu terlarang untuk melaksanakan sholat. Meski begitu, waktu yang paling utama untuk melakukan Sholat Istisqo adalah sekitar 20 menit setelah matahari terbit, atau sama seperti waktu untuk melaksanakan Sholat Ied.
Jika umat Islam telah bersiap melaksanakan Istisqo, tetapi sebelum keluar menuju tempat sholat telah turun hujan, maka tidak perlu melaksanakan Sholat Istisqo, dan disunahkan untuk banyak bersyukur. Akan tetapi jika sudah berkumpul untuk sholat, lantas turun hujan, maka Sholat Istisqo tetap dilanjutkan sebagai bentuk sarana untuk bersyukur.
CARA SHOLAT ISTISQO
Sholat Istisqo utamanya dilaksanakan secara berjama’ah, namun boleh juga dilaksanakan perorangan. Sholat Istisqo diimami oleh seorang Imam yang juga memberikan khutbah Istisqo. Adapun pelaksanaan Sholat Istisqo dilakukan sebagai berikut:
• Umat Islam berkumpul di lapangan atau tempat luas lainnya, disunahkan menggunakan pakaian yang sederhana dan memperlihatkan kefakiran di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala.
• Sholat dilakukan secara berjama’ah sebanyak dua rakaat tanpa di awali adzan dan iqomah.
• Pada rakaat pertama, bertakbir 7 (tujuh) kali setelah takbiratul ihram. Pada rakaat kedua, bertakbir 5 (lima) kali, setelah takbir bangun dan sujud. Takbir dilakukan sambil mengangkat kedua tangan.
• Setelah membaca surah al-Fatihah pada rakaat pertama, membaca surah al-A’laa, sedangkan pada rakaat kedua membaca surah al-Ghasyiah, atau surah-surah lain , dengan suara nyaring (jahar).
• Setelah sholat dilaksanakan, Imam berkhutbah, satu kali khutbah. Dalam khutbahnya, Imam mengingatkan jama’ah untuk bertaubat dan memperbanyak minta ampun kepada Allah ta’ala, banyak mengulang do’a-do’a yang dibacakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, diantaranya; “Allahummaa aghitsna – Yaa Allah, turunkanlah hujan pada kami.” {dibaca sebanyak 3 kali} (HR. Imam an-Nasa’i, 3/1518).
• Seusai khutbah, Imam mengubah posisi sorbannya, mengganti sorban yang berada di pundak kanan di pindah ke pundak kiri sambil menghadap kearah kiblat.
• Imam kembali berdo’a dengan mengangkat tangannya.
ISTISQO PADA SHOLAT JUM’AT
Selain cara sebelumnya, disunahkan juga untuk melakukan Istisqo pada saat Sholat Jumat, yaitu dengan berdo’a agar Allah subhanhu wa ta’ala menurunkan hujan ketika sedang melaksanakan Sholat Jumat. Namun tidak disunahkan bagi Imam untuk mengubah posisi sorbannya jika ia melakukan Istisqo pada hari jumat.
Wallahu tabaroka wa ta’ala a’lam.
Previous
Next Post »